Pada bulan Juni 2020 Kota Singaraja tercatat mengalami inflasi setinggi 0,32 persen dengan Indeks Harga Konsumen (tahun dasar 2018=100) sebesar 104,94. Tingkat inflasi tahun berjalan Juni 2020 setinggi 1,26 persen. Sementara itu, tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2020 terhadap Juni 2019 atau YoY) tercatat setinggi 2,41 persen.
Enam kelompok pengeluaran tercatat mengalami inflasi yaitu kelompok IV (perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga) setinggi 0,93 persen; kelompok XI (perawatan pribadi dan jasa lainnya) setinggi 0,72 persen; kelompok I (makanan, minuman, dan tembakau) setinggi 0,49 persen; kelompok III (perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga) setinggi 0,24 persen; kelompok V (kesehatan) setinggi 0,03 persen; dan kelompok II (pakaian dan alas kaki) setinggi 0,02 persen. Sementara itu, satu kelompok pengeluaran tercatat mengalami deflasi (m to m) yaitu kelompok IX (pendidikan) sedalam -0,07 persen. Empat kelompok pengeluaran lainnya tercatat tidak mengalami perubahan indeks atau stagnan yaitu kelompok VI (transportasi); kelompok VII (informasi, komunikasi, dan jasa keuangan); kelompok VIII (rekreasi, olahraga, dan budaya) dan kelompok X (penyediaan makanan dan minuman/restoran).
Komoditas yang tercatat memberikan andil atau sumbangan inflasi pada bulan Juni 2020 antara lain, daging ayam ras, daging babi, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, canang sari, dan multiroof/genteng metal.
Dari 90 kota IHK, tercatat 76 kota mengalami inflasi dan 14 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kendari (Sulawesi Tenggara) setinggi 1,33 persen sedangkan inflasi terendah tercatat di Makassar (Sulawesi Selatan) setinggi 0,01 persen. Sementara itu, deflasi terdalam tercatat di Ternate (Maluku Utara) sedalam -0,34 persen sedangkan deflasi terdangkal tercatat di Padangsidimpuan (Sumatera Utara) sedalam -0,02 persen. Jika diurutkan dari inflasi tertinggi, maka Singaraja menempati urutan ke-31 dari 76 kota yang mengalami inflasi.